Info Promo Harga Kredit Toyota Palembang
Bicara perawatan kendaraan, tidak akan pernah lepas dari pemeriksaan ban mobil. Termasuk buat Anda yang baru saja menggunakan mobil untuk libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sebelum membahas cara merawat ban, akan dijelaskan dulu tugas dari ban saat libur Nataru sehingga Anda lebih peduli atas kondisinya.
1. Menopang Beban Mobil
Ke empat ban mobil Anda bertugas menopang seluruh beban mobil berikut isinya di masa libur Nataru. Makanya, ada aturan mengenai beban maksimal yang boleh diangkut oleh mobil supaya ban tidak kelelahan akibat memikul beban terlalu besar. Jika dibiarkan, risiko seperti ban pecah siap mengintai.
2. Meredam Benturan Jalan
Ketika berlibur, ada risiko mobil terantuk batu atau lubang jalan. Saat terjadi, ban akan menyerap benturan, bahkan yang pertama sebelum akhirnya dibantu oleh suspensi. Sehingga, dinding ban dibuat dengan memperhitungkan tingkat kekenyalan tertentu agar mempunyai kemampuan meredam benturan.
Anda harus menjaga kualitas dinding ban dengan menjaga tekanan udara ban di angka yang direkomendasikan. Tekanan udara di dalam ban juga mempengaruhi daya redam kendaraan dan sudah diperhitungkan oleh pabrikan mobil.
3. Meneruskan Traksi dan Pengereman
Waktu dipakai berlibur, mobil akan melakukan akselerasi dan pengereman. Kemampuan ini dikerjakan oleh telapak ban yang punya kontak langsung dengan permukaan jalan sehingga menghasilkan traksi. Saat pengereman, seluruh beban mobil langsung bertumpu di ban.
4. Mengarahkan Laju Kendaraan
Sistem kemudi harus dijaga supaya dapat menggerakkan ban dengan baik, di lain pihak ban juga harus punya daya cengkeram yang pas. Dinding ban yang bertugas meredam gaya lateral saat berbelok dan telapak ban yang menjaga daya cengkeram bersinergi di sini.
Fatal akibatnya jika ban tidak bisa melaksanakan tugasnya saat berbelok, apalagi di kecepatan tinggi. Lantas, bagaimana cara merawat kondisi ban yang telah dipakai libur Nataru?
1. Tekanan Udara Ban Sesuai Rekomendasi Toyota
Ban dengan tekanan udara kurang menyebabkan mobil jadi berat dan sulit bergerak. Efek sampingnya adalah konsumsi BBM jadi boros karena mesin bekerja lebih berat. Selain itu, bagian tengah telapak ban juga jadi lebih cepat botak karena tekanan bertumpu di sana.
Tekanan ban yang lebih rendah membuat ban punya potensi meledak lebih besar karena dinding ban mendapatkan tekanan yang lebih tinggi daripada seharusnya. Alhasil, pastikan untuk mengecek tekanan ban setidaknya seminggu sekali.
2. Pastikan Tekanan Udara Ban Tidak Tinggi
Tekanan udara ban tidak boleh berlebih sebab akan mengurangi kenyamanan karena terlalu keras. Ban juga lebih botak di sisi tengah karena tumpuan terpusat di sana. Selain itu, mobil juga lebih sulit dikendalikan karena cengkeraman ban terpusat di tengah telapak ban karena kelebihan tekanan.
3. Periksa Telapak Ban
Cek telapak ban mobil, adakah kembangan ban yang robek atau terluka. Periksa pula jika ada benda asing menancap seperti batu atau benda tajam lainnya. Perhatikan apakah sampai menyobek lapisan ban dan membuat anyaman ban terlihat.
Segera ganti ban karena proses oksidasi membuat anyaman ban berkarat dan mengurangi kinerja ban. Biasanya, kedalaman alur ban itu sekitar 1,6 mm, ditandai oleh tonjolan di alur ban yang diberi nama Tread Wear Indicator (TWI).
Segera ganti ban bila tanda tersebut sudah sejajar dengan tinggi telapak ban. Letak TWI yang ada di beberapa titik ban juga bisa menjadi gambaran mengenai tingkat keausan ban. Jika tidak merata, bisa jadi ada masalah di sektor suspensi dan kemudi.
4. Dinding Ban Wajib Dicek
Dinding ban merupakan bagian dari ban yang pegang peran menopang beban mobil dan membantu meredam getaran sebelum diteruskan ke sistem suspensi. Selain itu, jika terjadi tumbukan keras biasanya dinding ban bakal kalah ditandai dengan benjolan di dinding ban, terutama bila saat tumbukan tekanan ban kurang.
Makanya, lakukan pemeriksaan dinding ban secara seksama, baik dari benjolan maupun dari potensi sobek yang membuat anyaman ban terekspos dan punya potensi timbul karat.
5. Lakukan Rotasi Ban
Disarankan untuk melakukan rotasi ban setiap 10.000 km sekali. Rotasi membuat seluruh ban ‘merasakan’ tugas yang sama sehingga tingkat keausan ban dapat merata. Apalagi ada kecenderungan ban depan lebih cepat habis telapaknya lantaran memegang beban paling besar saat mobil bergerak.
6. Cek Tutup Pentil Ban
Tugas ini memang sepele, karena apalah artinya tutup pentil ban. Namun faktanya, secara perlahan angin akan keluar lewat pentil jika tidak ditutup.
7. Perhatikan Kondisi Pelek
Jika sampai terjadi sesuatu pada pelek, seperti bibir pelek pecah, hampir pasti ban mobil akan mendapatkan tekanan sangat berat saat kejadian. Pelek yang rusak juga membuat keseimbangan ban berubah dan Anda harus melakukan balancing. Bahkan jika kerusakannya terlalu berat, malah bisa harus ganti pelek.
8. Jangan Lupa Ban Serep
Meskipun tidak dipakai, jangan lupakan kondisi ban serep atau ban cadangan. Periksa kondisinya, mulai dari tekanan udara, telapak ban, dan dinding ban. Pastikan pula perangkat darurat untuk mengganti ban tersedia lengkap dan tidak rusak.
9. Spooring dan Balancing
Spooring dilakukan untuk mengatur keselarasan kaki-kaki mobil. Suspensi yang baik akan meringankan kerja ban dan memudahkan pengendalian. Sementara balancing membuat putaran ban pada pelek tetap stabil. Ini membuat mobil dapat bergerak aman saat kecepatan tinggi tanpa khawatir terjadi sesuatu pada ban.
Semua proses di atas dapat Anda lakukan saat servis berkala di bengkel resmi Toyota terdekat.
Disadari atau tidak, saat berpuasa, sebagian orang justru jadi lebih sensitif dan mudah marah. Bahkan, sekecil apa pun masalahnya, seseorang bisa saja tersulut emosi dan marah. Perilaku yang dilarang ketika mengemudi mobil karena efek sampingnya berbahaya. Misalnya, ketika mengendarai mobil... selengkapnya
Tips Atasi Mesin Mobil Bergetar dan Berbunyi Keras Saat Diam Saat kamu mendapati mesin mobil bergetar kuat hingga terasa ke kabin, itu bisa jadi pertanda ada masalah serius. Apalagi jika getaran terjadi saat putaran mesin rendah atau mobil dalam posisi... selengkapnya
Jakarta – Di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global, kinerja ekspor industri otomotif masih menjadi salah satu pilar kuat yang menopang performa neraca dagang positif bagi Indonesia. Keberhasilan ekspor produk berteknologi tinggi dari industri otomotif nasional ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah... selengkapnya
Belum ada komentar